Rakyat yang terlupakan

2

Written on 11:02 AM by Gredinov Sumanta Malsad


Mungkin banyak diantara kita yang melihat bagaimana aksi heroik mahasiswa ketika berdemonstrasi, atau mungkin banyak pula diantara kita yang terlibat dalam aksi semacam itu. Banyak dari kita yang ketika melakukan aksi semacam itu dengan anggapan kita sedang membela hak-hak rakyat yang di langgar oleh pemerintah mis: pendidikan, pangan, kesejahteraan, dll. tapi kita tidak pernah sadar, apakah rakyat yang kita bela itu mengetahui bahwa kita membela mereka? atau mungkin kita juga tidak tau apakah mereka sendiri memperjuangkan hak-hak mereka..
banyak pertimbangan kenapa rakyat kerap kali tidak diajak oleh mahasiswa ketika aksi, dalam konteks "mengajak" ini saya berbicara bahwa mereka di ajak berdiskusi, mencari solusi dan bergerak bersama..
Saya memiliki keyakinan sendiri bahwa rakyat diluar sana yang hak-hak nya dilanggar siap untuk bergerak tapi mereka kebingungan karena mereka tidak memiliki arah gerak yang jelas..
Tapi kebanyakan mahasiswa sekarang pun melupakan hal itu, atau kah mereka sendiri melupakan bahwa diri mereka adalah masyarakat..
Disini saya hanya menghimbau bagi para mahasiswa yang merasa dirinya paling murni dalam hal gerakan, "kalian mau menggerakan masyarakat atau masyarakat tersebut akan digerakan oleh oknum-oknum tertentu sebagai alat politik.."

my lonely night

0

Written on 12:50 AM by Gredinov Sumanta Malsad

Terkadang ketika gw ingin memaksakan diri, ya akhirnya tewas juga deh.. berusaha untuk bijak dalam hidup pun akhir nya kerap kali terbentur oleh realita yang membuat dada kita ini sesak...

Akhirnya gw pun bisa tertidur dengan nyenyak dari kemahasiswaan ITB setelah selama ini tidak bisa tertidur dengan nyenyak nya..

hoaaaammm...
only my lonely night

don't be silly

1

Written on 3:10 AM by Gredinov Sumanta Malsad

"Semangat", itu kata yang disebutkan salah seorang teman gw adeline Biologi '05 dan dia mengirimkan foto gw ketika malam penutupan INKM 2008...
Mungkin malam itu, adalah saat-saat terakhir gw melihat keramaian dan bisa aktif di ITB ini...
Mungkin juga gw ga bakal bisa liat kampus tercinta gw ini. Tapi kemudian seseorang berkata "don't be silly, perjuangan lo belum berakhir.", yang dia katakan memang benar...
Di dunia yang kita tempati ini, kita haruslah "sabar dan bego" dalam menjalani-nya.. J
ika gw hanya tersandung batu seperti ini saja sudah menyerah, bagaimana gw bisa mencapai cita-cita gw yang sangatlah muluk itu?
Dan gw sadar, dengan keluar dari ITB, bukan berarti lilin di hati gw ini akan padam.. dari dulu gw memang sudah sering di ingatkan oleh orang yang dekat sama gw saat itu (anak UI), dan sampai detik-detik terakhir gw mendekati ujian perbaikan pun banyak orang yang menasehatin gw..
Tapi ini memang jalan yang gw pilih dan gw harus bisa menerima konsekuensi atas apa yang gw lakukan...
Mungkin banyak orang bilang masa depan gw ga jelas, ga cerah atau apalah..
Tapi, 1 hal yaitu "Masa depan gw berada di tangan gw sendiri..!! dan gw akan tetap menjalani hidup gw untuk mencapai cita-cita gw dari dulu.."

Malam ini

0

Written on 12:10 AM by Gredinov Sumanta Malsad

Mungkin malam ini terlalu dingin

Untuk ku berjalan mengarungi malam

Mungkin malah ini terlalu dingin

Untuk ku lewati seorang diri


Mungkin malam ini aku terlihat aneh

Untuk memikirkan apa yang tak terpikirkan

Mungkin malam ini aku terlihat aneh

Untuk berbicara apa yang bukan urusan ku


Mungkin malam ini aku di kira atheis

Untuk menanyakan apakah itu tuhan

Mungkin malam ini aku di kira atheis

Untuk meragukan kehadiran tuhan


Tapi malam ini,

Aku tetap lah seorang cucu adam

Tapi malam ini,

Aku tetap lah cucu adam yang terbuang

Berita Kepada Kawan - Ebiet G Ade

0

Written on 8:05 AM by Gredinov Sumanta Malsad

Berita Kepada Kawan


by Ebiet G Ade

Perjalanan ini
Terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Di samping ku kawan
Banyak Cerita
Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Oh... Oh... Oh...

Tubuhku terguncang
Di hempas batu jalanan
Hati tergetar menatap
Kering rerumputan
Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksi
Gembala kecil
menangis sedih
Oh... Oh... Oh...


Reff:
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika dia kutanya mengapa
Bapak Ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini


Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak
Kepada matahari


Tetapi semua diam
Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri
Terpaku menatap langit

Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanah ku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Oh... Oh... Oh...

KEMANA ANAK-ANAK ITU - cak nun

0

Written on 5:04 PM by Gredinov Sumanta Malsad

KEMANA ANAK-ANAK ITU


Ke Mana Anak-anak Itu
Ke mana anak-anak kita itu
Anak-anak yang dilahirkan oleh seluruh bangsa ini.
Dengan keringat, dengan luka, dengan darah dan
kematian
Anak-anak yang dilahirkan oleh sejarah dengan air mata
tiga setengah abad
kemana
Ke mana anak-anak itu
Siapa yang berani2 menyembunyikan mereka
Siapa yang menculik mereka
Siapa yang mencuri dan membuang mereka
Anak-anak yang bernama kemerdekaan
yang bernama hak makhluk hidup dan harkat kemanusiaan
yang bernama cinta kasih sesama
yang bernama adilnyakesejahteraan
yang bernama keterbukaan dan kelapangan
kemana....
Aku melihat Anak-anak itu lari tunggang langgang
Anak-anak itu diserbu oleh rasa takut yang mencekam
aku melihat Anak-anak itu bertiarap ke bawah
semak-semak zaman
Anak-anak itu ngumpet di balik kegelapan

Kematian bukanlah tragedi kecuali jika kita culik hak
dari Tuhan untuk menentukannya
Kematian tidak urituk ditangisi tetapi apa yang
menyebabkan kematian itulah yang harus diteliti
Nyawa badan
Nyawa rohani
Nyawa kesadaran
Nyawa pikiran
Nyawa hak untuk tentram
Nyawa kewajiban untuk berbagi kesejahteraan
Nyawa amanat untuk merawat keadilan
Nyawa, nyawa, nyawa, nyawa itu dihembuskan oleh Tuhan
dielus-elus dan disayang-sayang bahkan nyawa setiap
ekor coro
bahkan nyawa cacing yang menggeliat-geliat dijaga oleh
Tuhan dalam tata kosmos keseimbangan
Tuhan sangat bersungguh-sungguh dalam mengurusi setiap
tetes embun yang ia tampung di setiap daun
Tuhan menyayangi dengan sepenuh hati setiap titik debu
yang menempati persemayamannya di setiap ruang
Tapi kita iseng sesama manusia
Kita tidak serius terhadap nilai-nilai
Bahkan terhadap Tuhan pun kita bersikap setengah hati

Duh, apa sih yang menancap
di atas ubun-ubun kesadaran kita ini
Di akal kepala kita ini Di dada kita ini
Sehinggga sedemikian rajin
kita tanam dendam dan kekerasan Bukannya kelembutan
atau kasih sayang

Yogya 1995.

dikutip dari buku Emha Ainun Nadjib, Doa Mencabut
Kutukan, Tarian Rembulan, Kenduri Cinta, Penerbit PT
Gramedia, Jakarta 2001

disana lah

0

Written on 12:11 PM by Gredinov Sumanta Malsad

disana lah,
tempat ku kembali lagi
disana lah,
tempat ku berbaring lagi
disana lah,
tempat ku bersandar lagi
disana lah,
tempat ku bersama tuhan ku..

--------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------