Nasionalisasi Pendidikan

3

Written on 2:06 AM by Gredinov Sumanta Malsad

Mungkin ketika kita pertama mendengar kalimat “nasionalisasi”, yang kita bayangkan adalah sesuatu yang anarkis, pengembalian aset-aset negara yang dikelola oleh asing, atau bahkan sesuatu yang buruk. Tapi kata nasionalisasi yang akan saya gunakan disini adalah sebuah kata yang melambangkan bahwa ada sesuatu yang bersifat nasional yang merupakan hak-hak dari setiap manusia, dengan demikian maka sesuatu itu harus bisa diakses oleh semua orang yang terdapat didalam sebuah negara tersebut. Sedangkan pendidikan disini adalah sebuah instansi yang termasuk memiliki peran besar dalam pembentukan masyarakat, bangsa dan negara. Dan pendidikan itu haruslah mengajarkan seorang anak manusia menjadi manusia dewasa seutuhnya. Yang dimaksud seutuhnya disini adalah bagaimana sebuah instansi pendidikan mencakup faktor raga dan jiwa yang bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Jika kita melihat pendidikan kita hari ini, esok dan kemarin, kita bisa menemukan banyaknya kebobrokan dalam pendidikan kita. Bila merujuk pada Undang-Undang Dasar 1945, tersebutkan dalam pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan pada ayat 2 disebutkan bahwa setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Tapi kenapa masih banyak warga negara yang tidak mendapatkan pendidikan dasar? Ini terbukti masih kurangnya kesadaran masyarakat kita untuk menuntut pendidikan setinggi-tinggi nya. Ini seharusnya kewajiban pemerintah untuk menyentuh semua lapisan masyarakat agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan juga saat ini telah menjadi sebuah industri. Bukan lagi sebagai sebuah upaya pembangkitan kesadaran pemikiran kritis. Pemikiran kritis para peserta didik pun di ubah menjadi sebuah follower pemikiran. Sistem pendidikan di indonesia seharusnya menciptakan anak bangsa yang memiliki sensitifitas terhadap lingkungan hidup dan krisis sumber-sumber kehidupan, sehingga pendidikan bisa menghasilkan orang-orang yang dapat benar-benar membangun bangsa dan negara ini.

Bagaimana hal ini bisa terwujud sementara di berbagai daerah, pendidikan pun masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Mulai dari kekurangan tenaga pengajar, fasilitas pendidikan yang tidak memadai hingga sukarnya masyarakat untuk mengikuti pendidikan karena permasalahan ekonomi dan kebutuhan hidup? Pada beberapa lapisan masyarakat, anak-anak yang memiliki keinginan sekolah harus membantu keluarga mereka untuk mendapatkan nafkah hidup karena semakin sukarnya akses masyarakat terhadap sumber kehidupan mereka. Pemerintah tidak memberikan akses yang mudah untuk sumber kehidupan rakyat kecil, dan tidak juga membuat mereka menyadari betapa pentingnya sebuah pendidikan.

Bahkan saat ini hasil dari instansi pendidikan kita pun hanya menghasilkan buruh-buruh baru yang sesuai dengan kemajuan jaman yaitu jaman kapitalis. Mungkin buruh yang dihasilkan ini agak sedikit berbeda, karena buruh yang dihasilkan adalah buruh yang berotak tidak hanya berotot. Tapi sekali buruh, tetaplah buruh. Walaupun berotak tapi sayangnya otak mereka sudah penuh dengan doktrin-doktrin yang mengatakan bahwa lulus cepat dan kerja dengan gaji besar tanpa memperdulikan derita orang-orang sekitarnya.

Negeri kita ini sepertinya sangat suka mengkotak-kotakan rakyatnya berdasarkan aturan main feodalisme yang mungkin merupakan bagian budaya kita yaitu budaya timur. Seperti kereta api, pendidikan kita pun dipisah-pisahkan berdasarkan kelas-kelas seperti kelas eksekutif, bisnis, atau ekonomi yang menurut saya hanya pantas untuk ditempati oleh hewan-hewan ternak, dikarenakan tidak layaknya kelas ekonomi itu untuk mengangkut manusia didalam sebuah kereta.

Tapi apa yang menyebabkan sebuah komunitas terdidik terlepas dari dunia-nyatanya? Apakah itu semata dorongan kemalasan dan gengsi untuk turun ke lapangan? Atau paradigma yang digunakan memang membatasinya untuk melihat dunia-nyata? Disini bisa dikatakan bahwa semuanya bekerja secara sinergis dalam membatasi ‘penglihatan’ terhadap dinamika masyarakat. Hilangnya klasifikasi kelas-kelas pendidikan yang berdasarkan ekonomi ini harus dihilangkan! Ini sangatlah penting untuk mewujudkan nasinalisasi pendidikan agar pendidikan itu bisa dinikmati oleh semua golongan, dan berkurangnya kesenjangan sosial di negara ini!

Negeri Ini sudah Merdeka Kawan!!

Tapi kenapa kalian pemuda-pemudi indonesia masih terjajah pemikirannya!!

Untuk Generasi sesudah kita dan kebangkitan Indonesia!!

Dari komunitas mahasiswa terbuang

Gredinov Sumanta Malsad

Orientasi Pembangunan

0

Written on 1:28 AM by Gredinov Sumanta Malsad

Pernahkah kita berpikir sejenak untuk apa pembangunan yang berada di kota-kota saat ini?
Kemanakah orientasi pembangunan kita saat ini? Mungkin kita semua pernah mendengar PELITA (Pembangunan Lima Tahun) dan PESATA (Pembangunan Satu Tahun). Hal ini ditujukan agar sebuah pembangunan dapat terlaksanakan secara kontinu dan tersusun dengan rapi. Tapi sekali lagi pembangunan itu untuk apa? untuk siapa? Kemanakah orientasi pembangunan kita?

Apakah pembangunan kita untuk memakmurkan kesejahteraan semua masyarakat? atau kah hanya untuk memakmurkan masyarakat pemegang modal saja?

Apakah pembangunan kita untuk meningkatkan produktifitas masyarakat? ataukah hanya untuk meningkatkan konsumtif masyarakat saja?

Apakah orientasi Pembangunan kita untuk Manusia? ataukah untuk sebuah modal dengan angka-angka?

Kemudian kelak, kita semua yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu..
salam hangat untuk pembangunan indonesia..

Salah siapa

10

Written on 11:38 PM by Gredinov Sumanta Malsad

Salah saya kalau saya melankolis?

Salah orang tua saya kalau saya melankolis?

salah teman saya, tuhan saya?

salah siapa donk?!?!

9

Written on 2:03 PM by Gredinov Sumanta Malsad

Bodoh bodoh bodoh..!!

Gerakan Mahasiswa ITB
sama aja dengan gerakan tahun 60..!!

Malah Lebih Buruk lagi sekarang..!!

Surat anak jalanan

2

Written on 11:38 PM by Gredinov Sumanta Malsad

Selamat pagi

Begitu indah pagi ini, sang matahari begitu cerah menyinari kamar ini. Sebuah kamar yang dilapisi oleh besi-besi tua dan tipis. Tapi pagi ini tidak bisa terlalu lama aku nikmati keindahannya, aku harus tersadar dan memberanikan diri untuk menyongsong pagi ini. Begitu berat rasa badan ini untuk bergerak, rasa capek kemaren tak kunjung usai hari ini dan akan terus berlanjur keesokan hari nya.

Aku bangun dan mulai menuju sebuah tempat pemandian dibantaran sungai yang penuh oleh sampah-sampah perkotaan yang telah membusuk sehingga bisa membuat orang muntah ketika mendekatinya. Guyuran air sungai pertama terasa menusuk tulang-tulang ku yang terbalut kulit ini, begitu juga dengan guyuran-guyuran berikutnya. Tapi aku tidak mau kalah hanya dengan rasa dinginnya air sungai ini, aku tetap harus melawannya dan menyelesaikan mandi ku.

Akhirnya guyuran terakhir baru saja selesai, hilang sudah derita ku menahan dingin dan bau nya air sungai ini. Aku segera mengambil handuk ku yang terbuat dari kain bekas pakaian yang sudah dijahit ulang menjadi handuk. Setelah mengeringkan tubuh ini, badan terasa segar dan siap untuk menghadapi hari-hari keras ku. Dengan pakaian yang seadanya, bahkan yang menurut orang-orang bermobil sana bukan lagi baju yang layak pakai dikarenakan banyaknya tambalan di baju ku ini. Tapi baju ini adalah baju terbagus ku yang aku pungut dari tong sampah rumah bertingkat diseberang jalan sana dan lalu aku bawa pulang untuk aku jahit kerusakannya.

Sesampai nya dirumah ku yang sederhana ini, aku menggambil segelas air dan roti yang seharga Rp. 500,00 seperti hari-hari sebelumnya, sebuah roti yang mungkin tidak pernah disentuh oleh anak muda sepantaran aku yang tiap hari bisa makan daging dan minum susu. Dengan sarapan sepotong roti dan segelas air, maka lengkap lah sudah semua kenikmatan ku hari ini untuk mulai menjalani hari ku. Aku pun segera bergegas meninggalkan rumah ku untuk mulai mencari sedikit rezeki dari kasih dan rasa iba orang di luar sana.

Jalan setapak di gang-gang pun telah aku lewati, dan kini aku telah memasuki komplek perumahan orang-orang yang lebih berada daripada diri ku ini. Kemudian aku terdiam sejenak disebuah sekolah yang murid-muridnya tampak ceria didalam sana, mereka bermain-main, belajar, berseragam rapi, bisa ketawa-ketawa bukan seperti aku yang berbaju bekas banyak tambalan, lusuh dan tidak terurus. Mereka seakan-akan memiliki masa depan yang mungkin bagi aku itu hanyalah sebuah mimpi-mimpi belaka, aku hanya bisa terus bertahan untuk bisa hidup keesokan harinya.

Sore pun telah menjelang, sang matahari mulai tersembunyi, kemudian tertidur dalam kegelapan malam dan aku pun kembali ke rumah ku. Sesampai dirumah, aku menghitung berapa uang yang aku dapatkan untuk hidup keesokan harinya dengan diterangi oleh lampu minyak yang udah mulai meredup. Alhamdullilah ternyata uangnya cukup untuk kebutuhan hidup ku besok. Kini waktu nya aku merebahkan tubuh ku yang kurus ini agar tetap bisa bergerak ke esokan hari nya. Seperti biasa aku berdoa sebelum tidur kepada tuhan ku "wahai tuhan ku yang maha besar, berikanlah aku segenap kekuatan untuk bisa menjalani hari-hari ku, buat lah hari-hari ku semakin indah setiap hari nya."

Dan kemudian dia tertidur dalam lelapnya





Gredinov Sumanta Malsad

10 Ciri Orang yang Berpikir Positif

2

Written on 11:12 PM by Gredinov Sumanta Malsad

Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.

1. Melihat masalah sebagai tantangan
Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.

2. Menikmati hidupnya
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tdak berarti ia tak berusaha mencapai hidup yang lebih baik.

3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.

4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak.
Memelihara pikiran negatif terlalu lama bisa di ibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.

5. Mensyukuri apa yang dimilikinya
Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya

6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu
Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungannya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.

7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.

8.Menggunakan bahasa positif
Maksudnya, kalimat-kalimat bernadakan optimisme, seperti "masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "dia memang berbakat."

9.Menggunakan bahasa tubuh yang positif
Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'.

10 Peduli pada citra diri
Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.

--------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------