Salam Hangat Untuk Pemuda/i

1

Written on 10:19 PM by Gredinov Sumanta Malsad

Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Seperti yang kita ketahui, sudah hampir 60 tahun Indonesia merdeka dari jaman penjajahan secara fisik. Disaat para leluhur kita memproklamirkan kemerdekaan negeri ini, itu lah saat kita merdeka. Tidak lupa pula kita terhadap darah yang telah mengalir demi memperoleh kemerdekaan itu. Pemuda kala itu tidak bersekolah demi membela yang namanya “kemerdekaan” dan rela mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk bumi pertiwi ini.


Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Sudah 80 tahun tidak terasa dulu leluhur kita mengikrarkan sumpah yang mempersatukan mereka saat itu, sebuah sumpah yang dikenal sebagai “Sumpah Pemuda”. Sebuah sumpah yang bukan hanya sebuah kata-kata belaka, namun penuh dengan penghayatan dan pelaksanaan. Dulu para leluhur kita menyatakan “kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air indonesia, tapi mungkin sepuluh atau 20 tahun lagi pemuda/i jaman itu akan mengatakan sumpah yang berbeda dengan 80 tahun yang lalu. Atau mungkin bunyi sumpahnya seperti ini “kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah dan air milik asing”. Apakah anda sebagai pemuda saat ini akan membiarkan hal itu terjadi di masa depan? Sebuah bangsa yang besar tanpa memiliki tanah dan air. Sebuah bangsa yang besar tapi telah dirusak oleh pemuda pada jamannya.


Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Perlu kita ingat juga 80 tahun yang lalu, pemuda/I mereka juga bersumpah “kami poetra dan poetry Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia”, apakah hal ini masih bisa tercipta 10 atau 20 tahun lagi? Dimana kini banyak diantara kita yang merasa malu memakai kata Indonesia sebagai bangsanya. Yang ada hanyalah, bangsa jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan lain sebagainya. Dimana kah letak satu bangsanya? Tidak perlu kita pungkiri bahwa pemuda/I saat ini lagi mengalami krisis indentitas kebangsaan, dimana suku lah yang menjadi nomor satu dibandingkan bangsanya sendiri. Memang benar, bangsa ini tercipta atas banyak suku, tapi dengan arogansi kesukuan akan mengakibatkan hilangnya bangsa ini dari muka dunia.


Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. 80 tahun yang lalu mereka juga pernah mengucapkan “kami poetra dan poetry indonesia mengjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa indonesia”. Apakah hal ini masih bisa dibenarkan dijaman sekarang? Jaman dimana pemuda/I saat ini lebih bangga menggunakan bahasa asing dibandingkan bahasa kita sendiri. Jaman dimana para pemuda/I masa depan mungkin tidak akan mengenal yang namanya bahasa Indonesia lagi.


Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Selama beratus-ratus tahun untuk mendapatkan kemerdekaan, para darah muda telah menganggkat bamboo runcing untuk melawan penjajah. Kini, pemuda/i kita mengangkat pena, dan itu pun kebanyakan untuk menandatangi surat utang kepada luar negeri agar bangsa ini kembali di jajah. Dan ironisnya, yang membiarkan bangsa ini di jajah adalah bangsa kita sendiri. Wahai teman ku pemuda/i, tidakkah sadar bahwa belenggu penjajahan masih terikat di bumi pertiwi ini? Dimakah kalian wahai pemuda/i, ketika bumi pertiwi ini membutuhkan kalian? Apakah kalian sudah menjadi budak orang asing di negeri sendiri? Apakah kalian tega membiarkan manusia sebangsa dan sedarah kalian menderita di negeri ini sendiri?


Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Masa depan bangsa dan negeri ini di tangan kalian wahai pemuda/i. mau jadi apa pun masa depan, semua itu berada ditangan kalian. Jika kalian bangkit, maka negeri ini akan bangkit. Jika kalian tidak peduli, maka siapa lagi yang akan peduli dengan bumi pertiwi ini. Lihat lah kawan, sawah disana telah digusur hanya demi kepentingan perusahaan asing. Beribu-ribu bahkan berjuta-juta rakyat diluar sana kelaparan, apalagi untuk sekolah, lapangan pekerjaan pun mereka tidak mendapatkannya. Lepaskan lah jiwa dan raga mu dari pemikiran-pemikiran busuk media saat ini, mulai lah melihat realita diluar sana, jadilah lebih dekat dengan masyarakat sebangsa kalian, jangan lah hanya termakan buaian media. Rakyat bangsa kita semua sudah dirampas hak-nya, tergusur dan terbuang dari yang namanya sebuah kehidupan yang layak. Jangan mau ditindas!! Jangan mau dijajah jiwa dan pikiran kita!! Serukanlah sebuah budaya pembebasan tuk seluruh rakyat kita wahai pemuda!! Bangun kalian wahai pemuda/i!! tuk hari esok yang lebih baik!!




Tulisan ini dipersembahkan untuk memperingati "Hari Sumpah Pemuda"

If you enjoyed this post Subscribe to our feed

1 Comment

  1. vienz |

    menurut saya, penting banget kalo kita bisa ngeliat segala sesuatu nggak dari satu sudut pandang saja. put yourself in someone else’s shoes, gitu bahasanya cinta laura mah.karena cara pikir dan sudut pandang orang lain belum tentu sama dengan kita. dengan bisa memposisikan diri di tempat orang lain, kita bakal bisa lebih nerima perbedaan. sayangnya kebanyakan orang di negeri ini kayaknya belum bisa nerima perbedaan. buktinya, demokrasi di negeri ini gak jalan. buntut-buntutnya anarkis.ngusir-ngusir orang, ngerusak gedung.keadaan kayak gini tentunya mengancam keutuhan negara kita dong.Lha orangnya aja beda-beda suku bangsa, agama.
    apakah tinggal tunggu waktu saja sampai semboyan Bhinneka Tunggal Ika hanya menjadi sekedar wacana saja?

    semoga saja tidak. karena sejak kecil kita didiktekan bahwa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa, beragam budaya dan adat istiadat. sayangnya kebanyakan orang di bangsa ini belum bisa menerima perbedaan (pendapat). padahal perbedaan merupakan komponen awal bangsa ini semenjak belum merdeka. tetapi saya rasa Bhinneka Tunggal Ika itu kini hanya tinggal semboyan, esensinya toh belum menyentuh ke hati nurani kita yang paling dalam.

    halah! =p

     

Post a Comment

--------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------