Laut Indonesia Atau Laut Asing?

1

Written on 1:21 AM by Gredinov Sumanta Malsad

Deep trenches, high mountain chains, rows
of vulcano, deep sea basins and innumerable
which are not found over such an
extended area in any other part of the world.

(Gambaran ringkas mengenai Indonesia
oleh Klaus Wrytki tahun 1961)

Begitulah gambaran salah satu orang luar mengenai kondisi geografis indonesia pada masa itu. Setting geografi dan fisika dari perairan ini memberikan aspek biologi dan ekologi yang besar. Dinamika fisis dalam perairan ini, mendorong proses-proses biologi dan kimia, karena lokasinya didaerah tropis menyebabkan daerah ini merupakan laut dengan sumber daya alam yang sangat tinggi. Interaksi perairan indonesia dengan samudra pasifik dan hindia serta iklim munson daerah ini menghasilkan biodiversitas yang mempengaruhi proses-proses fisika, kimia dan biologi.

Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelago) terbesar di dunia, mencakup lima pulau utama dan sekitar 20 kelompok kepulauan yang lebih kecil. Memiliki jumlah pulau sekitar 17.000 pulau yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, kepulauan ini membentang sejauh 5000 dari barat ke timur dan 1800 kilometer dari utara ke selatan.

Sumber daya alam perairan Indonesia baik sumber daya terbarukan maupun sumberdaya tak terbarukan sangatlah luar biasa jumlahnya. Sebagai ilustrasi sumberdaya alam terbarukan, dapat dicatat 20.000 spesies moluska, 2.000 spesies crustacean, 20 mamalia paus (termasuk paus biru), 6 spesies penyu laut (dari 7 total dunia) dan 8.500 spesies ikan. Sumber daya terbarukan mencakup minyak, gas alam, mineral timah, mangan dan emas. Potensi perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Secara keseluruhan mencapai 65 juta ton, yang terdiri dari 7.3 juta ton pada sektor perikanan tangkap dan 57.7 juta ton pada sektor perikanan budidaya. Hingga saat ini Indonesia menempati urutan ke 12 untuk negara pengekspor produk perikanan. Posisinya berada di bawah Vietnam dan Thailand yang sebenarnya memiliki sumber daya terbatas dan jauh di bawah Indonesia.

Menurut World Atlas of Coral Reefs, 2001, Indonesia mempunyai luas terumbu karang yang terbesar di dunia yaitu 51.020 km2 yang merupakan 17.95% dari luas terumbu karang dunia. Daya serap karbon dari sumber daya laut sangat besar dan berkali-kali lipat daripada sumber daya hutan di darat. Jumlah tersebut berasal dari ekosistem terumbu karang seluas 61 ribu km2 dengan daya serap 73,5 juta ton CO2 per tahun, rumput laut seluas 30 ribu km2 dengan daya serap 56,3 juta ton karbon, bakau 93 ribu km2 dengan daya serap 75,4 juta ton karbon dan laut terbuka 5,8 juta km2 dengan daya serap karbon 40,4 juta ton per tahun. Sementara itu, Pakar Lingkungan dari Centre for Environmental Modelling and Prediction, University of New South Wales, Sydney, Ben McNeil dalam papernya menyebutkan, jika emisi karbon total dunia diukur 5,9 per tahun dan daya serap hutan hanya 0,6, maka selisih akumulasi karbon sangat besar yakni 5,3 per tahun. Potensi pariwisata bahari sebagai mana terlihat di Pulau Bali dan Lombok, dimana pulau-pulau lain sebenarnya juga memiliki kelebihan namun belum dikembangkan. Data dari geologi dapat diketahui bahwa di Indonesia terdapat 40 cekungan yang mengandung minyak dan gas bumi. Ke 40 cekungan ini memiliki cadangan 106.2 milyar barel setara minyak, dimana 57.3 milyar barel berada di laut. Lepas pantai Pulau Natuna dan Sorong mempunyai cadangan gas termasuk terbesar di dunia. Jangan terkejut bila kita semua harus akui Indonesia kalah jauh dari Malaysia di bidang offshore. Pada tahun 2002 misalnya, realisasi produksi minyak mentah Indonesia dari offshore hanya sebesar 26,7 juta ton sedangkan gas bumi sebesar 13 miliar kubik. Untuk tahun yang sama, Malaysia sudah memproduksi minyak mentah sebesar 37 juta ton dan 47,9 miliar kubik. Kesenjangan Indonesia dibandingkan Malaysia bahkan lebih jomplang di tahun 2004. Produksi offshore kita praktis jalan di tempat dengan produksi minyak mentah sebesar 27,8 juta ton sementara Malaysia melonjak menjadi 43,1 juta ton, sedangkan untuk gas bumi Indonesia 14 miliar kubik sementara negara jiran itu menjadi 60,6 miliar kubik.

Begitu kaya laut Indonesia ini dengan sumberdaya alamnya, tapi kenapa negara dan bangsa ini masih begitu kesusahan? Bahkan para lulusan mahasiswanya pun berlomba-lomba untuk berebut kursi pekerjaan di perusahaan-perusahaan asing ketimbang mengembangkan Indonesia ini sendiri dengan darah dan keringat mereka. Perairan Indonesia ini adalah daerah yang kaya bung! Siapalagi yang akan mengelola Indonesia ini jika semua mahasiswa-nya mempunyai mindset untuk kerja kepada para antek-antek asing di perusahaan asing dengan cara memeras darah dan keringat bangsa ini untuk kemakmuran mereka. Ingatlah, beribu janji yang mereka berikan kepada kita agar bekerja diperusahaan mereka, agar mereka bisa masuk dan menghisap sumberdaya alam laut kita, dan akhirnya mereka hanya akan mewariskan kerusakan alam dan kemiskinan terhadap rakyat, bangsa dan negara ini. Laut kita ini pun tak kalah kaya dibandingkan daratannya, bahkan bisa dibilang memiliki sumber daya alam yang lebih dibanding kan daratan. Tapi siapakah yang akan mengelolanya? Jika kita melihat begitu sedikitnya lulusan-lulusan yang mempelajari tentang laut, dan betapa kurang tenarnya jurusan-jurusan dibidang kelautan dibandingkan jurusan-jurusan lain. Apakah para anjing-anjing asing itu lagi yang akan merebutnya! Atau kah kita para pemuda penerus bangsa yang mengelolanya untuk kemajuan rakyat, bangsa dan negara ini, dengan seluruh keringat dan darah kita!

Referensi
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/pertambangan/2005/0401/tam1.html
http://www.antara.co.id/arc/2007/12/8/lautan-indonesia-mampu-serap-karbon-245-6-juta-ton/
http://research.ocean.itb.ac.id/?page_id=8
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/10/08/brk,20041008-38,id.html
http://www.dkp.go.id/content.php?c=1823
Lubis, saut M., Catatan Kuliah “OS-4116 Oseanografi Indonesia”, Penerbit ITB.

Untuk Tuhan, Bangsa dan Almamater
MERDEKA…!!

Gredinov (oseanografi 2006)

If you enjoyed this post Subscribe to our feed

1 Comment

  1. Anonymous |

    menurut lo, problem solving yang tepat untuk kasus ini kayak gimana??

     

Post a Comment

--------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------