saat paling merdeka

0

Written on 1:17 AM by Gredinov Sumanta Malsad

“Mungkin saat bangsa kita paling merdeka adalah saat Gadjah Mada mempersatukan seluruh nusantara dalam kerajaan Majapahit atau saat Sriwijaya menguasai seluruh wilayah nusantara.”

Di tengah-tengah masyarakat industri dunia saat ini, berkembang berbagai industri, mulai dari industri entertainment (hiburan) hingga barang-barang berat. Kuantitas variasi jenis industri sedemikian tingginya sehingga dibutuhkan pasar yang semakin luas pula. Pasar yang disoroti tentu saja tempat di belahan dunia di mana terjadi hiper-akselerasi modernisasi, namun belum memiliki masyarakat industri sebagaimana di Barat, tak lain adalah negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia.
Dengan nama lain, Indonesia merupakan ladang yang bagus untuk memasarkan produk-produk mereka. Tentunya sebagai seorang penjual, mereka ingin produk-produk mereka laku di jual. Salah satu cara untuk membuat produk mereka laku adalah propaganda media termasuk entertaintment. Dengan entertainment mereka mempropagandakan agar masyarakat industri di Negara yang mereka jadikan pasar tidak dapat berkembang. Sekarang kita bandingkan film-film (entertainment) yang berkembang di Negara luar dibandingkan yang berkembang di Indonesia, di Negara luar, entertaintment yang mereka buat melambangkan heroisme, dan vision mereka dimasa depan. Mereka berhasil mengemasnya dalam bentuk entertainment yang menarik di tonton sehingga bisa menjadi propaganda yang bagus. Sedangkan kebanyakan entertainment di Indonesia menampilkan hedonisme para anak muda, brutallity (kekerasan), kerusakan-kerusakan moral anak muda-nya (anak dibawah umur sudah dugem, freesex, dan lain sebagainya).
Mungkin bagi kebanyakan orang, hal ini hanyalah sebuah hiburan semata. Tapi jika ditelusuri lebih lanjut, hal ini bisa tertanam di dalam alam bawah sadar seseorang terutama anak-anak muda sebagai empati agar mencontoh apa yang mereka lihat (entertainment). Disinilah letak media atau entertainment sebagai peran propaganda yang sangat mendukung faktor kemajuan suatu bangsa. Faktor inilah yang sengaja dibuat agar tidak mempropagandakan masyarakat sekarang, agar tidak menjadi sebuah masyarakat industri yang bisa menghasilkan barang-barang atau jasa yang asli buatan mereka sendiri bukan dari produk luar. Hal ini lah yang dicegah oleh bangsa asing agar media propaganda massa ini tetap bisa mereka kuasai. Sehingga masyarakat industri di Indonesia tidak dapat berkembang, sehingga masyarakat terus mengkonsumsi barang-barang mereka.
Sangatlah susah jika kita menentang kapitalisme dunia saat ini, hal yang bisa kita lakukan disini adalah membuat sistem kapitalis baru yang didalam nya berisi kapitalis-kapitalis Indonesia yang meraja di negaranya sendiri. Dengan nama lain, produk-produk lokal menjadi raja di daerahnya sendiri, bukan produk-produk asing yang menguasai negara ini. Janganlah kita munafik untuk menentang sistem kapitalisme dunia, tapi janganlah juga kita menjadi rakus karena mengikuti sistem kapitalisme dunia. Jika kita tidak bisa membuat produk-produk lokal menjadi raja di negara kita sendiri, maka jangan harap kita bisa siap memasuki AFTA. Karena dengan ini, akan membuat kita benar-benar ketergantungan dengan produk luar tanpa kita bisa membuat-nya sendiri.

If you enjoyed this post Subscribe to our feed

No Comment

Post a Comment

--------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------